Mesjidnya masih terkunci. Kuncinya ada pada penjaga masjid yang di awal fajar ini terlambat datang ke mesjid. Beberapa ibu-ibu bertelekung (memakai mukenah) duduk dan berdiri di teras mesjid. Tiga atau empat bahkan lima bapak-bapak juga menunggu kebingungan, tak bisa masuk ke mesjid karena mesjidnya masih terkunci. Padahal dari arah seberang kampung sana dan sini, di mesjid dan surau-surau arah utara, selatan, barat dan timur telah terdengar suara panggilan Adzan dari para Muazzin pilihan atau terpilih.
Satu dua ibu-ibu dan bapak-bapak terlihat berbicara, bertanya-tanya gerangan kenapa dan apakah, entah apalah. Pokoknya tentang mesjid yang masih terkunci dan belum dibuka, padahal sudah masuk waktu Adzan Subuh. Aku yang datang dengan berjalan kaki dan agak sedikit mengantuk memilih diam dan tidak ikut dalam pembicaraan mereka. Aku duduk di teras mesjid yang berbentuk tiga anak tangga.
Dari beberapa pembicaraan mereka, akhirnya terdengar juga oleh kupingku...ya Allah...pagi-pagi gini sudah dengar orang sedikit "ribut"...penjaga mesjidnya ketiduran....padahal biasanya dia bangun awal dan datang sebelum para jama'ah lainnya datang.
Beberapa yang lain seperti menanyakan atau saran barangkali....kenapa kunci mesjid dipegang hanya oleh satu orang. Kenapa tidak dibuatkan duplikatnya. Dua orang jama'ah datang menjemput kunci. di rumah penjaga mesjid sang juru kunci. Menyerahkan kunci pada seorang jama'ah untuk membuka pintu mesjid, mungkin ada 6 atau lebih kunci yang dicoba untuk membuka pintu mesjid yang akhirnya bisa dibuka. Maklum, pak tua ini buka sang juru kunci, jadi tidak hafal anak kuncinya. Tanpa Adzan, tak sempat lagi Tahyatul Masjid di subuh ini, langsung iqomah dan imam memimpin sholat subuh .
Inilah kejadian atau menurutku sedikit "tragedi" di mesjid di kampungku subuh ini. Penjaga mesjid yang memegang kunci mesjid ketiduran, jama'ah tak bisa masuk mesjid, tak ada Adzan Subuh hari ini dari mesjid di lingkungan beberapa kampung ini.
Entah kenapa mesjid harus di kunci selepas isya' (biasanya), aku juga kurang tahu. Kalau terjadi hal semacam ini, kunci yang dipegang oleh satu orang dan orang itu ditakdirkan bangun kesiangan, semua jama'ah yang ingin sholat subuh berjama'ah di mesjid jadi kalang kabut. Tertunggu di luar mesjid seperti menunggu bis jemputan yang tak jelas kapan akan tiba. Yang sholat subuh di rumah sih tidak tahu.
Aku jadi ingat saat masih kuliah dulu tahun 90-an di Yogya. Di daerah di Jalan Babarsari tempatku kos, mesjid kecil di kampung itu tak pernah di kunci. 24 jam buka selalu. Padahal biarpun kecil, kalau di kota Kijang mesjid ukuran kecil ini diberi nama surau, mesjidnya seperti umumnya mesjid lainnya, ada kotak amal, amplifier, mikrofon, jam dinding, sajadah dll.
Suatu ketika dan entah untuk berapa kian kalinya di mesjid kecil di Babarsari sering kehilangan amplifier dan kotak amal. Tetapi kami, para jama'ah tenang-tenang saja. Karena aku dan jama'ah mesjid di kampung itu diberi semacam "pencerahan" atau apa namanya ya...sama Ustadz Muslikhin kalau tak salah namanya.
"Biarlah dan biarkan mesjid tetap terbuka 24 jam, tidak dikunci. Kalau amplifier dan kotak amal hilang dicuri orang, itu semua bisa kita cari gantinya, kita cari dan beli yang baru. Kita do'akan semoga orang yang mengambi barang-barang itu mendapatkan hidayah dari Allah SWT. Tetapi kalau iman kita yang hilang, itu yang perlu kita risaukan, tak ada gantinya dan tidak ada jualnya".
Perkataan-perkataan beliau inilah yang membuka pikiran dan hati kami sehingga kami tersenyum ketika lagi dan lagi benda-benda di dalam mesjid hilang dicuri orang.
Kembali lagi cerita nyata di kota Kijang khususnya di kampung atau sekitar kampung ku. Jadi, aku pernah tukar pikiran dengan seorang jama'ah mesjid yang agak jauh dari kampung ku saat bulan Ramadhan yang lalu. Kenapa mesjid-mesjid di hampir sebagian besar di kota Kijang selalu dikunci? Khususnya mesjid di depan mata kami ini.
Dia bilang kalau tak dikunci nanti kotak infaqnya dicuri orang...
Aku jawab...bawa pulang saja kotak infaqnya kalau mau pulang (oleh penjaga mesjid kalau takut hilang)...tapi mesjidnya jangan dikunci. Kasihan kalau ada orang yang tiba-tiba mau taubat tengah malam atau sholat malam atau musafir yang ke mesjid.
Orang tua itu terdiam dan ia kagum saat aku menceritakan kisah nyata mesjid di tempat aku kos di Babarsari, Tambak Bayan, Yogya. Mesjid kecil yang selalu buka 24 jam dan tidak pernah dikunci. Andai mesjid-mesjid di kota Kijang umumnya ini dan jama'ahnya berpikiran seperti jama'ah mesjid di tempat aku dulu kos sewaktu di Yogya.