Di depan sebuah pelataran parkir sebuah swalayan yang baru saja diresmikan di kota Kijang ini. Di Kamis petang 13 Februari 2014, aku mengeluarkan satu-satunya hp yang ada di saku celana ku. Sebuah hp biasa-biasa saja, bukan smartphone, android ataupun symbian. Hp Cina. Tak masalah bagiku, memang itu yang ada padaku dan termampu aku miliki. Bisa, sms, telepon dan sedikit mengambil gambar dengan kamera vga nya. Nikmati dan jalani apa yang ada dalam hidup ini. No problem la.
Aku memandang ke arah kanan seberang swalayan. Aku bidikkan kamera hp Cina itu ke arah jalan di depan sebuah pujasera di Jalan Hang Jebat kota Kijang. Hp tu tak berbunyi "klik", sebab aku matikan suaranya. Beberapa orang yang lewat di sekitarku memandang. Aku selambe saja. Buat-buat tak tahu. Seperti di bawah ini hasil gambarnya.
Lalu aku memandang ke arah kiri depan swalayan ni. Itu wilayah Kampung Pisang. Jalan depan tu masih termasuk Jalan Trikora kota Kijang. Hm....aku terpikir. Tanah depan tu masih ada kosong tanpa bangunan. Aku arahkan kamera hp Cina ni, ambil gambar tempat tu. Seperti di bawah ini ini hasil gambarnya.
Terpikir dan ada terlintas di pikiranku, ambil gambar dari arah ini sekarang. Manalah tahu kan, apa yang terjadi beberapa bulan bahkan beberapa tahun yang akan datang. Apakah tempat ini masih terlihat sama seperti terlihat di petang Kamis ini, atau sudah berubah?
Hampir jam enam petang, angin masih lagi berhembus kuat tapi taklah sampai menerbangkan atap asbes dan seng rumah-rumah di kota ini. Musim panas masih melanda kota ini. Debu beterbangan. Aku menyalakan mesin sepeda motor ku berkendara di jalan menuju pulang hilang berbaur bersama pengendara lainnya di jalanan petang hampir maghrib.