Masuk penjara karena menuntut kebenaran dan keadilan
dari tangan penguasa yang zhalim
dari tangan penguasa yang zhalim
adalah suatu latihan.
Dibuang dari kampung halaman karena menegakkan keyakinan,
adalah suatu pelancongan.
Mati dibunuh karena mempertahankan pendirian adalah mati syahid,
dan itulah martabat hidup yang paling mulia.
Ketika Sultan Abdul Hamid, Sultan Turki Osmani (1842-1918) berkenan memberinya kurnia Jubah Kebesaran yang bertatahkan benang emas yang indah permai, Sayid Jamaluddin Al-Afghany telah menolak tawaran itu dengan katanya :
Sesungguhnya Jamaluddin (Keindahan Agama)
benar-benar hendak jadi Jamaluddin;
benar-benar hendak jadi Jamaluddin;
bukan hendak jadi seekor kuda baghal dengan pakaian perhiasan yang indah-indah.
Selain dari ucapan beliau yang selalu dikenangkan orang ialah :
Tidaklah mati seseorang karena mencintai ummatnya,
melainkan ummat itu sendiri akan menghidupkannya.
Sebab itu barangsiapa yang ingin hidup sejati,
biarlah dia mati untuk kehidupan ummatnya.
melainkan bila dia mempunyai akhlak.
Dan tidak ada akhlak, jika tidak disertai aqidah,
dan tidak ada aqidah kalau tidak difahamkan benar-benar.
Sebaik-baik alat buat menilai suatu kaum ialah akhlaknya.
Kebesaran suatu ummat sangat tergantung kepada pimpinannya.